Chapter kali ini adalah lanjutan kisah sebelumnya dimana Yanti
sedih karena di tinggal Koko pulang kampung ke pulau yang dibuat syuting film
laskar pelangi. Karena kesepian, ia pun kembali ke pelukan saya*eh maksudnya ke
pacarnya yang pernah saya singgung sebelumnya.
Tahun kemarin janji, bulan kemarin janji, minggu kemarin
janji, hari ini janji, lama-lama saya hafal lagu nya Peterpan. Jannjiii janji
janji janji busuk busuk busuk*nyanyi. Tapi tenang saja, kali ini bukan tentang
janji busuk saya kepada teman saya*eh melainkan janji seorang mantan ketua
sebuah organisasi di Universitas kami terhadap salah satu anggota genk kami
Lambe Teter*inget ya kami bukan saudaranya lambe turah maupun lambe nyinyir apalagi
lambe tipis karena kami adalah fans berat tingki wingki, dipsi, lala,
pooo*jangan ikut nyanyi!
Masih ingat kan dengan member genk Lambe Teter yang bernama
Mita alias Yanti alias anak ke 13 dengan akun IG @mitahardiyanti13*promo. Yanti
mempunyai pacar yang sering hilang tiba-tiba ketika diajak makan, biasanya
mangkal di organisasi bareng makhluk syantik bernama Arum. Dia laki-laki (bahasa
Inggrisnya He) sebut saja mas Joko. Sebenarnya mas Joko adalah senior kami di
Universitas tetapi beda fakultas. Entah bagaimana awal kisah cinta mereka, yang
penting saya tidak ingin mengetahuinya.
[FLASKBACK 2015]
“Yang, insyaallah kalau tahun depan ada rezeki, aku mau
melamarmu atau bahasa Jawanya tak taleni” Begitu kata mas Joko kepada Yanti
[FLASKBACK 2016]
“Yang, insyaallah setelah wisuda, aku mau melamarmu”
Begitulah bunyi pasal UUP *Undang-undang Pernikahan) Pasal 2 ayat 1
[FLASKBACK 2017]
“Yang, insyaallah setelah gajian dapat uang banyak, aku mau
melamarmu” Saya yang nulis saja bosan apalagi Yanti yang merasakan, atau kamu
minta tak genteni Yan? Hoho
Yang yang yang, lama-lama kayang deh si Yanti. Flaskback pun berakhir karena saya tidak suka mengingat masa
lalu karena saya memandang masa depan dimana Yanti putus dengan mas Joko dan
Yanti kembali ke pelukan bro Wahab*eyak
Eh dasar kau keyong racun, ngomong gag sopan santun, kau rayu
diriku kau goda diriku, eh kau tak tahu malu, ...... terusin sendiri di kolong
komentar yaw. Begitulah ringtone semartpon saya yang khusus untuk notifikasi
grub WA genk kami Lambe Teter. Yanti pun curhat karena merasa diraba*eh
maksudnya merasa memakan janji-janji busuk yang terus di lontarkan mas Joko.
Bukannya berbelasungkawa, para member genk Lambe Teter termasuk saya justru
membully mita karena tidak sopan memulai percakapan chat tanpa mengucapkan
Asaalamualaikum*dijawab loh.
Kemudian saya searching dengan aplikasi baru OK Google, “OK
Google, alasan cowok menunda melamar cowok*eh cewek”. Saya pun tertarik dengan sebuah artikel yang berjudul 5
Alasan cowok menunda melamar kekasihnya. Mari kita review:
- Si cowok belum yakin dengan kekasihnya
- Si cowok belum mapan
- Si cowok belum siap menikah di usia 20-an
- Si cowok belum mempunyai rumah
- Si cowok ingin membahagiakan orang tua terlebih dahulu
Namun, perhatina saya tertuju di kolom komentar seseorang
yang menyebutkan bahwa alasan terkuat adalah si cowok suka sesama jenis alias maho*wkwks.
Saya pun kaget dan karena saya ingin menjaga perasaan Yanti maka saya tidak
jadi menskrinsut artikel tadi (bukankah ini tanda bahwa saya menyukaimu?) eaaa
Sering kami berlima (member tetap Lambe Teter) dan mas Joko
hangout di kafe, sekedar merayakan ultah ataupun ngumpul-ngumpul bahas skripsi
yang tidak kunjung usai. Mas Joko tipe laki-laki pendiam tapi
menghanyutkan*hoho tapi bagi si Yanti lho ya, bukan saya -_-. Karena saya yang cita-citanya adalah seorang
wartawan, tentu Kepo adalah hal yang wajar dan tanpa sadar saya melontarkan
sebuah puisi*eh maksudnya pertanyaan kepada mas Joko.
“Mas, kapan Yanti kamu lamar? Kalau kelamaan ntar Yanti tak
lamar lho” Suasana pun tambah ramai dan lucu. Haha Hehe wkwks ckckc hoho pun
mewarnai pertemuan kami tapi saya masih ingat betul ketika saya melemparkan
pertanyaan itu, justru teman kami bernama Ryo sangat murung, mungkin dia
kepikiran sepatunya yang dijemur di rumah takut kehujanan. Hujani aku masss
*kata Yanti kepada mas Joko.
Kisah lainnya pun yang membuat Yanti kecewa dengan mas Joko
ketika hari dimana Meisa (ingat ya dia laki-laki) lulus ujian skripsi. Dengan
kekuatan hengpong jadul, cekerek cekrek upload. Tersimpanlah kenangan kami
dalam sebuah file dengan format png. Kami termasuk genk Halu (genk kamar
sebelah) dan mas Joko rencananya mau makan bareng. Sebelumnya Yanti mengabari
mas Joko bahwa nanti siang makan bareng sebagai acara Meisa telah ganti
kelamin*eh maksudnya telah lulus ujian skripsi.
Yanti pun mulai menelfon sang pangerannya, tut tut tut. tut
tut tut bunyi hujan di atas genting. HP mas Joko ternyata mati. Selang beberapa
saat akhirnya bisa dihubungi.
“Abang biru lampune disko, awak kuru mas, mikir bojo loro”
Begitulah bunyi ringtone HP mas Joko yang membuat kami kaget. Apa maksudnya? Muncullah
pertanyaan di pikiran saya “Apakah lampu disko sekarang berubah warna jadi
abang dan biru?” tak sempat saya berpikir untuk menjawabnya, tiba-tiba OK
Google sudah menjawabnya*hehe. Ternyata mas Joko tidak bisa ikut makan bersama
karena sibuk di organisasi.
Pertengkaran dalam menjalin kasih selama 3 tahun adalah hal
yang biasa, namun yang menjadikannya tidak biasa adalah Yanti sering nesu
karena hal-hal kecil seperti mas Joko memasang foto di BBM dengan rekan
kerjanya yang berjenis kelamin betina. Sering Yanti curhat di grub WA kami “Aku
sudah lelah, pertengkaarn kali ini memang menyakitkan, mengapa ia tega memasang
foto makhluk betina tadi bersamanya di BBM? Meisa pun menjawab: paling besok
pagi juga baikan, dasar Halu. Saya yang selalu berpikiran positif pun merespon “mungkin
dibajak”. Berbeda dengan Ryo yang malah menjawab “Wah akhlaqnya kurang ditata
atau kurang noto akhlaq”.
Janji, janji, janji, janji. Itulah yang dirasakan oleh Yanti.
Sebagai perempuan yang gila harta nan gila wedak alias bedak, ia pun sudah
kurang percaya dengan Ryo*bukan mas Joko lho ya. Hal yang dikahawatirkan Meisa
pun terjadi, esokan harinya mereka pun kembali baikan. Dasar halu.
Kisah lainnya pun terjadi di rumah Yanti sendiri. Di taman
tercintanya dimana semua berwarna pink terkecuali behanya yang berwarna merah
mencoloh, disitulah ia membuka chat yang berisi bahwa mas Joko akan mengunjungi
rumahnya karena orangtua Yanti sedang keluar jadi bisa berduaan. Sang adik
Yanti pun berteriak “mbak, montornya saya bawa” dengan nada cempreng khasnya.
Mas Joko pun sampai di kediaman kekasihnya, seperti biasa hal pertama yang
dilakukan adalah saling mengecek hp satu sama lain terutama sosmed, untung
Yanti punya akal licik yang selalu menghapus jejak-jelak petuanlangannya di
dunia maya. Entah apapun yang terjadi
yang jelas Yanti masih perawan yang bisa dibuktikan dengan reaksi masih risi
atau masih geli ketika dua sisi kanan kiri pinggul di gelitikin orang. Pukul
menunjukkan 16.00 WIB.
Kami yang terdiri dari Meisa power ranger merah, Ryo power
ranger biru, Sekha power ranger Pink dan saya tetaplah manusia berbudi luhur.
Akhirnya kami sampai di rumah Yanti. Tenang mas Joko sudah pulang kala itu.
Kami pun mulai menggunjing sana-sini, ibarat lagu “ngalor, ngidol, mok sakpara
paran, dodo menclok......” Pembahasan kami pun ditemani dengan dua botol air
putih, keripik bawang dan wafer. Entah sepertinya Yanti tertular penyakit Nyengit
(pelit) nya dari mas Koko*eh. Kami pun cepat-cepat pulang karena Yanti mulai
Nyengit.
Hari demi hari mereka lalui dengan tawa, pertengkaran,
nesu-nesunan, kini mas Joko sudah keterim bekerja di Bank titil*eh bank apa
gitu. Apakah mas Joko benar-benar akan melamar Yanti ketika sudah punya gaji? Apakah
Yanti berpaling ke mantannya bernama Wahab? Apakah Yanti akan wisuda tahun ini?
Semua bisa kalian tanyakan ke akun IG @mitahardiyanti13
Ok sekian dulu kisah nyata genk kami. Kami akan kembali
dengan kisah-kisah lucu kami ketika menjadi mahasiswa S1 di kota X. Terima
kasih telah berkunjung.
0 Response to "Kisah Genk Kami Chapter 4: Janji manismu hanya sebatas kepalsuan"
Post a Comment
Silahkan tinggalkan jejak Anda dan terima kasih telah berkunjung anakrantaujepara.blogspot.com. Semoga artikel yang telah Anda baca dapat bermanfaat. Yosha!!!