Cerita Genk Kami Chapter 1:Menikmati Waktu Luang Mahasiswa yang Sibuk Skripsi


Selamat malam teman-teman blogger *oh iya karena saya menulis cerita ini ketika malam hari. Postingan ini diberi judul KOSTUM YANG SALAH DAN AMAT SALAH

Sebut saja kami genk Lambe Teter *bukan lambe turah ataupun lambe nyinyir ya guys, kenapa? karena kalau kita ngumpul semuanya dibahas sampai ke akar-akarnya tanpa pandang buluh baik teman, pacar, diri sendiri maupun dosen*eh. Genk ini sebenarnya terdiri atas 5 mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris dan 1 mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMK *Hayo tebak singkatannya apa?. Loh kok satu orang itu beda jurusan? karena dia ngekos satu kamar dengan salah satu dari 5 mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris dan Alhamdulillah kami berenam akan wisuda pada Oktober 2017.

Oh iya kata pepatah tak kenal maka tak sayang *jadi kalau sudah kenal, sayangi saya ya hoho. Kami terdiri dari bibit-bibit unggul 4 Laki-laki yaitu Ryo si Akhlaq Mulia, Irfan si Kaku (?), Bayu si pembawa berita hoax, Meisa si  laki-laki salah nama dan 2 Perempuan yaitu Mita si pacar nesunan dan Marela si teman musiman (?). Yah tahu kan namanya plek kentel alias teman dekat kalau ngumpul ramenya kayak ibu-ibu kalo gosip di sore hari.

Alhamdulillah kami semua sudah lulus ujian skripsi dan mendapatkan title S.Pd., di belakang nama. Namun cerita ini terjadi ketika kami masih tahap awal bimbingan skripsi. Tanggal menunjukkan 5 April 2017 tepatya hari Rabu. Hari Rabu biasanya adalah hari luang bagi mahasiswa, jadi kami memutuskan jalan-jalan yang tak direncanakan sebelumnya. 

Pukul 09.00 WIB saya (hayo tebak nama saya yang mana?) dan Meisa si laki-laki salah nama tadi berangkat dari kos tercinta ke kampus tersayang. Sesampainya di kampus Meisa entah menghilang kemana, yang penting saya tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya yakni wifinan karena genk saya lainnya disebut Wifi Hunter. Seperti biasa, saya membuka lipatan laptop dan mulai searching download Running Man *intinya acara tv yang bikin ngakak dan penasaran. 

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB yang artinya sebentar lagi grub WA Lambe Teter akan geger karena membahas mau makan kemana. Saya pun langsung menutup laptop yang telah membantu saya endownload Running Man, Knowing Brother, Law of Jungle, Lets Eat Dinner Together dan tak lupa one Piece dan menemui makhluk-makhluk Lambe Teter lainnya yaitu si Meisa, Mita dan Marela yang telah kelaparan. Tahu kan kalau perempuan kelaparan? saya ibaratkan kayak .......... ya tetap perempuan.

Rapat siang hari pun diadakan di gedung yang namanya Orange di UMK. Rapat dimulai dengan kabar buruk bahwa 2 anggota laki-laki Lambe Teter tidak berangkat ke kampus *ya maklum namanya juga bimbingan off. Kami pun mendengar sebuah kafe baru bernama District Five. Belum selesai saya menutup rapat, tiba-tiba mereka sudah berjalan menuju parkiran T_T.

Sesampainya di depan resto yang namanya sudah disebutkan tadi *di jalan gag terjadi apa-apa jadi tidak diceritakan hehe. Seperti biasa hobi genk kami adalah menggunjing *eh. Si Marela yang kalau kelaperan menjadi moster tak tahan dengan sinar matahari negara tropis. Kami berlima *eh pun masuk dan memilih lantai 2 resto tersebut. 

 
Si Meisa, Marela, Mita

Seeperti manusia pada umumnya ketika sampai di resto Epic, kami pun take a picture *ladalah. Pada saat itu karena belum waktunya anak-anak SMA pada pulang jadi di lantai 2 hanya kami berempat X_X. Kami pun mulai menggunjing segala hal dan ketika kami membuat kegaduhan karena lambe-lambe teter kami tiba-tiba mbak waitress ya datang dan membawa menu. Katanya nih, kalau pelajar ada diskon 10% dengan menunjukkan kartu identitas pelajar. 


Karena si Mita dan Marela yang tidak suka pemborosan ketika makan *eh, mereka memilih menu makanan dan minuman yang ada diskon pelajarnya sedangkan saya dan Meisa memilih ramen ichiraku *eh ramen hot chicken maksudnya. Mbak yang membawa menu pun turun ke lantai pertama. Kami pun mulai melanjutkan gunjingan yang tak terbatas dan melampauinya *loh. Tak terasa waktu sudah 10 menit kami menggunjing, banyak anak-anak SMA dan orangtua yang masuk ke lantai dua sehingga kami berhenti menggunjing *takut dosa.


Mbaknya pun datang membawa makanan dan minuman yang kami gunjingkan tadi. Satu persatu makanan mulai habis terkecuali si Marela yang diet katanya. Setelah makan, kami pun kenyang *ya iyalah masak ya iyadong, duren aja dibelah masak dibedong. Kami berlima *eh pun melihat tarif dan eh ternyata pajaknya sampai 15% kayaknya *agak lupa. Mita si cerewet pun mulau geremeng, bahasa Indonesianya menggosip alias adik kandung menggunjing. Kami pun membayarnya di lantai dua dan menuju parkiran. Seperti biasa Marela pun tak tahan dengan panas matahari sehingga saya membuka jaket dan menutupi tubuhnya *eaaa tapi bohong nding

Mita yang tadi bimbingan di kampus *padahal bimbingan lagi off. Ia membawa berkas-berkas print skripsi yang lagi bab I dan II, Memakai rok, tas kondangan dan sepatu haik hils, Marela yang memakai rok formal hitam kalau gerak berlebihan bisa robek dan membawa tas kondangan agak besar. Saya *hayoo tebak nama saya yang mana, membawa laptop karena habis download Running Man, memakai baju hem lengan pendek dan tentu saja membawa tas, terakhir meisa yang memakai baju hem lengan panjang, tas dan tanpa minuman. 

Kami berlima*eh memutuskan ke obyek wisata bari di kota X yaitu Gerdu Pandang desa Ternadi yang berada di salah satu puncak gunung Muria. Tepatnya Universitas kami berada dekat dengan gunung Muria. Karena kami sebelumnya tidak pernah kesana dan teman yang hendak menunjukkan jalan tidak bisa dihubungi sehingga kami mulai mengendarai kuda roda dua dengan arahan masyarakat sekitar. Udara di perjalanan pun mulai dingin sekali.

Sebenarnya ada dua jalan menuju puncak Gerdu Pandang tersebut. Pertama yang dekat dan mudah, Kedua yang jauh dan jalanannya terjal. Karena kami kurang pengetahuan tentang jalan menuju kesana dan aplikasi Google Maps kami tidak bisa menunjukkan jalan pelosok maka diarahkan warga sekitar melalui jalan kedua. Tiket masuk Rp. 5.000,- per orang. Kami pin mulau menaiki lembah dan bukit kayak ninja hatori.

Ngeng ngeng ....... pasangan Mita dan Marela pun tertinggal karena berat yang dipikul marela sangat besar. Karena kami salah memilih jalur yang jauh dan terjal, kami pun kesusahan melintasi jalan Tamiya *loh. Naikkkkk terus. Akhirnya pahlawan pun datang, namanya kalau gag salah Sofi. Mahaiswa senior kami tapi berbeda jurusan. Ia adalah warga sekitar + teman yang tidak bisa kami hubungi sebelumnya. Dia pun menunjukkan jalan sampai di puncak dan seperti biasa Mita dan Marela selalu menggunjing setiap perjalanan terjal kami menuju puncak kenikmatan *eh.


Akhirnya kami sampai.....
Cuacanya
Udaranya
Pemandangannya
Bahkan ketek Mita pun terasa harum


Kami pun naik ke Gardu Pandang kecuali Marela karena beban membawa tubuh maksimal *bahasa kasarnya Gendut*eh sorry for writing this Marela. Kami pun mulai selfi tapi karena tanpa persiapan sehingga tidak ada tongsis dan yicam jadinya tidak pas. Tak ada guntur, tak ada petir, tiba-tiba senior kami yang bernama mas sofi dengan id IG @ahmad_musofi asli kalimantan atau mana ya lupa, ia dengan cepat menungganggi harimau roda duanya menuruni puncak gunung untuk mengambil yicamnya di rumah. 


Marela yang tidak ikut naik karena takut Gerdu Pandangnya ambrol

Setelah yicamnya datang, kami berempat mulai take a picture di Gerdu Pandang yang tidak tinggi karena merasa bersalah pada Marela. 

"Cekrek cekrek upload, dengan kekuatan hengpong jadul tersimpanlah foto kami"



Setelah cekrek cekrek upload selesai, kami pun ke warung sebelah untuk melepas dahaga. Es sirup merah, Nutrisari kuning, White coffe, Kopi mocacino dan satunya lupa yang di pesan Senior Sofi, pun menamani gunjingan kami selanjutnya. Kali ini temanya adalah salah kostum mulai dari yang membawa berkas skripsi coretan dosen pembimbing, laptop, haigh hills, Rok hitam formal. Canda tawa pun menemani kami di sore hari yang sejuk. Tak terasa pukul menunjukkan 16.29 WIB sehingga kami memutuskan turun dari puncak kenikmatan. Kali ini kami melalui jalur pertama yang mudah dan dekat. Fasilitas dan spot Gerdu Pandang Ternadi Kudus dulu dan sekarang beda, sekarang lebih banyak spot beragam dan indah.

Em tak selesai disitu, kali ini Marela rewel minta makan. Kami pun memutuskan pulang ke kediaman masing-masing karena Marela kalau lapar menjadi monster yang mencuri ladang gandum sehingga tidak jadi coco crunch. Ibarat adegan akhir sinetron, saya dan Meisa pun kaget ketika sampai di Kos... dan kekagetan tersebut akan disambung di cerita kocak kami selanjutnya.


Ternyata:
UMK adalah Universitas Muria Kudus

Terima kasih sudah berkunjung, pengalaman-pengalaman bersama sahabat ini akan terkenang setelah wisuda nanti dan menjadi Gold Memory. Semangat bagi pejuang skripsi. Salam sahabat :-)


0 Response to "Cerita Genk Kami Chapter 1:Menikmati Waktu Luang Mahasiswa yang Sibuk Skripsi"

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak Anda dan terima kasih telah berkunjung anakrantaujepara.blogspot.com. Semoga artikel yang telah Anda baca dapat bermanfaat. Yosha!!!