Mitos Dari Air Terjun Songgo Langit Jepara



Mitos Air Terjun Songgo Langit Jepara

Mitos Air Terjun Songgo Langit Jepara - Dikisahkan ada seorang pemuda dari Desa Tunahan yang menjalin cinta dengan gadis cantik dari Dukuh Sumanding, Desa Bucutetangga desa, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. Jalinan cinta mereka pada akhirnya berlanjut hingga ke jenjang pernikahan.


Jarak antara Desa Tunahan dan Desa Bucu terbentang sungai, yang sekarang sungai ini berada di atas Air Terjun Songgo Langit tersebut, airnya mengalir ke bawah hingga menjadi Air Terjun.

Menurut adat setempat pada zaman dahulu jika seorang laki-laki yang melamar seorang perempuan harus membawa Jondang. 


Jondang adalah peti besar panjang yang bentuknya menyerupai peti mati, yang di dalamnya berisikan perabotan dapur seperti, wajan, piring, gelas, sendok, dan lainnya. Serta membawa hewan piaraan seperti, kerbau, sapi, atau kambing.

Pada suatu fajar si isteri bermaksud menyiapkan makanan pagi untuk suami tercintanya. Karena si isteri kurang hati-hati dalam menyiapkan makanan tersebut maka menimbulkan suara alat dapur yang bersentuhan sehingga terdengar gaduh.

Di kisahkan, sang mertua atau ibu dari si isteri ini menegur anaknya, tentunya dengan bahasa jawa, “Ojo glodakan nduk.. mengko mundak bojomu tangi” atau dalam bahasa Indonesia yang artinya “Jangan gaduh neng.. nanti suamimu terbangun” dan rupanya si suami dari dalam kamar salah mendengar dari ucapan si ibu mertua tadi yang dikira“Kerjo kok glodakan, rumangsamu barange bojomu” yang dalam bahasa Indonesia artinya “Kerja kok gaduh, memangnya barang bawaan suamimu”

Mitos Air Terjun Songgo Langit Jepara
                                       
Seketika itu juga si suami yang salah mendengar tadi merasa tersinggung dengan perkataan ibu mertuanya tadi, kemudian pada saat tengah malam, kedua pengantin baru tersebut berniat pergi dari rumah untuk pindah ke rumah si suami dengan mengendarai pedati, atau gerobak yang ditarik oleh sapi. Karena jalanannya yang sangat gelap, pedati yang mereka berdua naiki itu kesasar atau salah jalan, sehingga pedati tersebut masuk ke dalam jurang yang sangat dalam.

Yaitu yang disebut Air Terjun Songgo Langit itu, dan sepasang pengantin baru tadi hilang dan tidak ada yang menemukannya. Legenda tersebut bersifat turun temurun hingga melekat di hati masyarakat setempat, sehingga ada pantangan bagi warga Desa Bucu dan Desa Tunahan untuk hidup sebagai suami isteri. Sebab di khawatirkan kehidupan rumah tangga mereka akan mengalami kemelut. 


Masyarakat setempat juga mempercayai legenda tentang sepasang suami-isteri yang menjadi penunggu kawasan itu. Dan warga juga mempercayai bahwa air yang mengalir dari Air Terjun Songgo Langit tersebut berkhasiat bisa membuat awet muda.

Hemmm… apakah anda mau awet muda?? Silahkan mandi di Air Terjun Songgo Langit ini, dan tentunya jangan melanggar larangan yang sudah di buat warga setempat.

0 Response to "Mitos Dari Air Terjun Songgo Langit Jepara"

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak Anda dan terima kasih telah berkunjung anakrantaujepara.blogspot.com. Semoga artikel yang telah Anda baca dapat bermanfaat. Yosha!!!